Seminar “Mengenal Geopolitik & Diplomasi Rusia-Indonesia Dalam Sejarah”, bersama Daniya Sabirova (St. Petersburg University & konten kreator ORVALA Channel), dan HM (Himpunan Mahasiswa) Sejarah FIB Universitas Diponegoro, Sabtu, 15 Februari 2025.
Seminar ini diawali dengan menjabarkan sejarah hubungan diplomatik Uni Soviet dan Indonesia. Dimulai dari pengakuan kedaulatan Uni Soviet terhadap kemerdekaan Republik Indonesia, 1948. Lalu, meresmikan hubungan diplomatik dan pembukaan kedutaan besar kedua negara pada 3 Februari 1950.
Daniya Sabirova juga bercerita tentang perspektif warga Rusia terhadap Indonesia. Terutama terkait “Masjid Biru Leningrad”, Masjid Raya di Kota Leningrad (kini St. Petersburg) yang di era Stalin ditutup, pada kunjungan Presiden Sukarno 1961 dibuka. Serta, kisah tentang kunjungan balasan pemimpin Uni Soviet, Nikita Krushchev ke Indonesia, dan berbagai bantuan yang diberikan; pembangunan infrastruktur (Stadion Utama Gelora Bung Karno, Monumen Nasional, Patung Pancoran Jakarta), beasiswa pendidikan, dan lain-lain. Banyak mahasiswa Indonesia yang dikirim belajar ke Uni Soviet, namun sayangnya, terjadi polemik politik di Indonesia pada 1965-1967, menyebabkan beberapa mahasiswa Indonesia tidak bisa kembali ke tanah air (menjadi eksil).
Hubungan Uni Soviet-Indonesia sempat tertutup di era Orde Baru, karena perspektif geopolitik. Setelah reformasi, Rusia sebagai penerus Uni Soviet, menjalin kembali hubungan diplomatik tersebut. Di era Presiden Joko Widodo, hingga kini Presiden Prabowo Subianto, hubungan kedua negara semakin kuat.
Pemerintah Rusia melalui Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, sejak Lyudmila Votobieva hingga Sergei Tolchenov, aktif menjalin relasi dan menyelenggarakan berbagai acara di Indonesia. Termasuk, memberi ribuan kuota beasiswa bagi mahasiswa Indonesia.
Sebagai warga Rusia yang lancar berbahasa Indonesia, Daniya Sabirova membuat diskusi ini menjadi lebih menarik dan sangat penting dalam membangun kedekatan dan menjaga hubungan diplomatik kedua negara, sekaligus mengenalkan Rusia (termasuk beasiswa Russian Government) kepada mahasiswa, khususnya Sejarah & FIB Universitas Diponegoro.