Lebih dari Sekadar Karya Fiksi: Jelajahi Sastra sebagai Cermin Budaya dari Kehidupan

Pendapat Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum.

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata sastra? Novel, puisi, atau cerpen? Ternyata, sastra jauh lebih luas dari itu. Tim Humas FIB Undip berkesempatan untuk berdiskusi dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip). Beliau berbagi pandangan terkait kepakaran ilmunya yaitu sastra kajian budaya. Beliau memberikan pandangan tentang sastra, kaitannya dengan kebudayaan, dan peluang karier bagi lulusannya.

Sastra: Imajinasi yang Berakar pada Realitas

Menurut Dr. Sukarjo, sastra memiliki sifat fiktif dan imajinatif, tetapi tetap berangkat dari realitas yang ada di sekitar kita. Artinya, meskipun sastra sering dianggap sebagai karya khayalan, sebenarnya ia terinspirasi dari kehidupan nyata.

“Sastra sering menjadi media untuk menyampaikan banyak hal, bahkan kritik sosial, tetapi tetap dalam koridor yang aman karena bersifat fiktif dan imajinatif,” ungkapnya.

Saat ini, sastra tidak hanya berbentuk tulisan seperti novel, puisi, atau cerpen, tetapi juga berkembang menjadi film, iklan, komik, bahkan meme. Dengan kata lain, sastra adalah seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya, dan bentuknya terus berkembang mengikuti zaman.

Sastra dan Kebudayaan: Dua Hal yang Tak Terpisahkan

Sastra tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan. Setiap karya sastra yang lahir dalam suatu masyarakat akan mencerminkan cara berpikir, nilai-nilai, serta orientasi hidup masyarakat tersebut.

“Sastra yang berkembang di Jawa pasti dipengaruhi oleh cara pandang orang Jawa, begitu juga dengan sastra dari Arab, Jepang, atau negara lainnya. Semua memiliki karakter budaya masing-masing,” jelas Dr. Sukarjo.

Selain menjadi media ekspresi, sastra juga memiliki fungsi edukatif dan reflektif. Dalam dunia akademik, dikenal konsep “Dulce et Utile”, sebuah istilah dalam bahasa Prancis yang berarti sastra harus mendidik dan bermanfaat. Selain itu, sastra juga memiliki fungsi katarsis, yaitu membantu pembaca memahami emosi dan kompleksitas kehidupan melalui tokoh dan cerita yang disajikan.

Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum.Kaprodi Sastra Indonesia FIB Undip.

Dr. Sukarjo Waluyo, S.S., M.Hum.
Kaprodi Sastra Indonesia FIB Undip.

Lulusan Sastra Bisa Jadi Apa?

Salah satu pertanyaan besar yang sering muncul yaitu setelah lulus dari Sastra, bisa kerja di mana? Menurut Dr. Sukarjo, sastra bukan sekadar ilmu seni, tetapi juga bidang yang fleksibel dengan prospek luas.

Lulusan Sastra Indonesia bisa berkarier di berbagai bidang, seperti:

1. Media dan Industri Kreatif

– Jurnalis

– Penulis naskah film, iklan, atau konten digital

– Copywriter dan content writer

2. Akademisi dan Peneliti

– Dosen atau guru

– Peneliti sastra dan budaya

– Pengkaji isu-isu kemanusiaan

3. Praktisi Sastra

– Novelis

– Penyair

– Sutradara dan penulis skenario

4. Politisi dan Pejabat Publik

Dengan kemampuan bahasa yang baik dan pemahaman budaya yang kuat, lulusan sastra bisa menjadi politisi yang berwawasan luas dan komunikatif.

“Lulusan Sastra Indonesia punya banyak peluang. Satu yang penting, mereka harus terus mengasah kreativitas, pemahaman budaya, dan keterampilan berbahasa agar bisa bersaing di dunia profesional,” tegas Dr. Sukarjo.

Dukungan Penuh dari Dekan FIB Undip

Kajian tentang sastra dan budaya ini mendapat dukungan penuh dari Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. Beliau menegaskan bahwa pemahaman tentang sastra tidak hanya penting bagi mahasiswa Sastra Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat luas.

“Sastra bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat untuk memahami kehidupan dan membentuk pola pikir yang kritis serta kreatif. Kajian ini sangat bermanfaat bagi masa depan mahasiswa FIB Undip, terutama dalam menghadapi tantangan global di berbagai bidang,” ujarnya.

Dengan wawasan yang luas dan peluang karier yang menjanjikan, belajar sastra bukanlah pilihan yang sempit. Justru, sastra adalah pintu menuju berbagai kemungkinan.

Bagikan Berita