Menelisik Sejarah Maritim: Keterkaitan Dinamika Laut, Jejak Masa Lalu, dan Kunci Masa Depan

Pendapat Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. (endangsusilowati@live.undip.ac.id)

Laut bukan sekadar hamparan air yang luas. Di sana tersimpan sejarah panjang tentang peradaban, perdagangan, dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya maritim. Untuk menggali lebih dalam, Tim Humas Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) berkesempatan mewawancarai Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A., seorang dosen Sejarah FIB Undip yang telah lama meneliti sejarah maritim. Dalam perbincangan ini, Prof. Endang berbagi wawasan mengenai luasnya cakupan sejarah maritim dan perannya dalam memahami masa lalu serta merancang masa depan kemaritiman Indonesia.

Sejarah Maritim: Lebih dari Sekadar Pelayaran dan Nelayan

Banyak yang mengira sejarah maritim hanya berkutat pada kapal, pelayaran, atau kehidupan di laut. Namun, menurut Prof. Endang, kajian ini jauh lebih luas. Sejarah maritim adalah segala hal yang mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama bagi mereka yang bergantung pada sumber daya laut, termasuk aktivitas nelayan, pelabuhan, perdagangan, hingga pengolahan hasil laut seperti terasi, kerupuk ikan, dan produk olahan lainnya.

“Belajar sejarah maritim tidak harus terjun ke laut. Sungai, danau, bahkan jalur ekspedisi muatan kapal pun termasuk bagian dari kajian ini,” jelasnya.

Salah satu bidang yang menarik minatnya adalah kehidupan orang-orang laut, seperti Suku Bajo yang hingga kini masih mempertahankan gaya hidup maritim meskipun sudah banyak yang bermukim di daratan. Selain itu, penelitian tentang raja laut dan bajak laut juga menawarkan perspektif unik, terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan yang memiliki sejarah panjang tentang perompakan di perairannya.

Laut dan Tantangan di Era Modern

Sejarah maritim tidak hanya berguna untuk memahami masa lalu, tetapi juga relevan dalam menjawab tantangan saat ini. Salah satu isu yang disoroti Prof. Endang adalah pencurian ikan di perairan Indonesia, terutama di Natuna yang kaya akan hasil laut berkualitas tinggi. Beliau menekankan bahwa nelayan sering kali menjadi pihak pertama yang melaporkan aktivitas ilegal ini, menjadikan mereka garda terdepan dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.

“Kalau kita tidak peduli dan tidak memberitakan kekayaan laut kita, orang asing yang akan mengambil alih. Jangan sampai itu terjadi,” tegasnya.

Selain itu, Prof. Endang juga tertarik meneliti wisata bahari yang kini berkembang pesat di berbagai daerah, termasuk di Gunung Kidul, Yogyakarta. Menurutnya, sektor ini memiliki potensi besar untuk dikaji lebih dalam guna mendukung kebijakan ekonomi berbasis maritim di Indonesia.

Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. Dosen Sejarah FIB Undip.

Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A.
Dosen Sejarah FIB Undip.

Menyiapkan Generasi Muda untuk Masa Depan Kemaritiman

Sebagai pengajar di Program Studi Sejarah FIB Undip, Prof. Endang mendukung mahasiswa yang ingin meneliti bidang kemaritiman. Salah satu bentuk dukungannya adalah Maritime Study Group (MSG), kelompok mahasiswa sejarah yang aktif meneliti isu-isu maritim, contohnya penelitian di Tambak Lorok, Semarang.

Menurutnya, mempelajari sejarah maritim memiliki dampak besar terhadap kebijakan nasional di bidang kelautan. Dengan memahami pola sejarah, Indonesia dapat belajar dari kejayaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram yang dahulu dikenal sebagai kekuatan maritim dunia.

“Kenapa kita tidak bisa menjadi poros maritim dunia seperti dulu? Dengan memahami sejarah, kita bisa memprediksi tren dan menentukan kebijakan untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Beliau berharap lulusan sejarah, terutama dari Undip, dapat berkontribusi dalam instansi terkait kemaritiman, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurutnya selain di bidang kementerian, keahlian dalam sejarah maritim dapat membuka peluang bagi lulusan untuk berperan dalam sektor sosial, ekonomi, maupun politik di bidang kelautan.

Dukungan dari Fakultas Ilmu Budaya Undip

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., menyatakan dukungannya terhadap pengembangan kajian sejarah maritim di lingkungan akademik.

“Kami mendukung penuh penelitian dan kegiatan positif yang dapat memperluas wawasan mahasiswa tentang kemaritiman. Sejarah maritim bukan hanya bagian dari studi sejarah, tetapi juga memiliki dampak nyata bagi masa depan bangsa,” ungkapnya.

Sejarah maritim adalah bidang kajian yang luas dan terus berkembang. Dari kehidupan nelayan hingga kebijakan kemaritiman, dari perdagangan masa lalu hingga ancaman pencurian ikan saat ini, semuanya dapat dikaji melalui perspektif sejarah.

Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang meneliti sejarah maritim, diharapkan Indonesia dapat kembali menjadi kekuatan maritim dunia, memanfaatkan sumber daya lautnya dengan bijak, dan melahirkan pemimpin yang peduli terhadap sektor bahari di masa depan.

Bagikan Berita