Sabtu malam, 19 April 2025, selasar Gedung Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) terasa berbeda. Suasana berubah menjadi penuh warna, sorak, dan sorotan lampu. Semua itu hadir dalam PANAS 2025, singkatan dari Panggung Anak Sejarah, sebuah acara tahunan persembahan dari Himpunan Mahasiswa Sejarah.

PANAS bukan sekadar panggung seni. Lebih dari itu, acara ini merupakan wadah ekspresi, minat, dan bakat mahasiswa, khususnya dari Program Studi Sejarah, namun juga terbuka bagi seluruh civitas akademika Undip.

Seni yang Menyatukan Mahasiswa dari Berbagai Fakultas

Dengan mengusung tema Kartini Days” yang dipadukan dengan nuansa musik tahun 2000-an, PANAS 2025 menyuguhkan beragam penampilan seni, mulai dari pembacaan puisi, monolog, drama, hingga live music dari band-band mahasiswa lintas fakultas.

Penampilan musik turut dimeriahkan oleh:

  • Band dari mahasiswa FPIK
  • WMS (Wadah Musik Sastra)
  • The Pantats (Pemuda Antropologi Takut Akan Tuhan)
  • OPM (Orientasi Pejuang Mahasiswa) dari angkatan 2020

Tak hanya dari FIB, band yang tampil kali ini juga berasal dari luar fakultas. Hal ini menunjukkan semangat inklusivitas dan kebersamaan yang diusung PANAS 2025.

“Panas” yang Bikin Semangat Meningkat

Ketua Himpunan Mahasiswa Sejarah FIB UNDIP, Daffa Alifrizky Medi, menyampaikan bahwa gelaran tahun ini benar-benar sesuai dengan namanya PANAS, karena euforianya memang sangat membara.

“Euforianya luar biasa. Mahasiswa begitu semangat menyaksikan tiap penampilan, apalagi ditambah nuansa musik 2000-an,” ujar Daffa dalam wawancara.

Ia menambahkan bahwa tujuan utama PANAS tahun ini tidak hanya sebagai ajang ekspresi, tapi juga sebagai sarana pengembangan diri, kolaborasi, dan perluasan jaringan antarmahasiswa dari berbagai jurusan.

Panggung Anak Sejarah (PANAS) 2025

Panggung Anak Sejarah (PANAS) 2025

Kolaborasi Lintas Divisi: Dari Panggung hingga Stand UMKM Mahasiswa

Uniknya, PANAS 2025 juga berkolaborasi dengan Divisi Harmonisasi Kampus BEM FIB Undip. Mereka membuka beberapa stand di lokasi acara, menciptakan suasana festival mini.

Para pengunjung pun bisa menikmati acara sambil duduk santai menikmati alunan musik dan puisi yang dibacakan, termasuk dari mahasiswa BKJ (Bahasa dan Kebudayaan Jepang) FIB Undip.

Lebih Terbuka, Lebih Meriah

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PANAS 2025 dibuka untuk mahasiswa dari luar FIB, baik sebagai penampil maupun penonton.

Suasana malam itu benar-benar penuh semangat. Musik yang dimainkan bukan hanya menghibur, tapi juga menyatukan mahasiswa dalam semangat kreativitas dan kebudayaan.

PANAS 2025 menjadi bukti nyata bahwa seni adalah bahasa universal yang bisa merangkul banyak kalangan. Tak hanya menjadi wadah ekspresi anak Sejarah, tetapi juga menciptakan ruang hangat untuk bertemu, berbagi, dan berkarya bersama.

Liputan Langsung oleh Fadhir Rahman Alviero Purwanto, Mahasiswa Prodi Sejarah Angkatan 2023.

Bagikan Berita