Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) kembali menghadirkan forum akademik berskala internasional melalui kegiatan Visiting Professor Online yang berlangsung pada Rabu, 28 Mei 2025.

Forum ini mengangkat tema “Indigeneity, Rights, and Environmental Justice”, sebuah topik penting yang menyentuh isu-isu keadilan lingkungan, hak masyarakat adat, dan dinamika sosial yang terus berkembang secara global.

Hadirkan Pemikir Dunia, Dr. Camelia Dewan

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Camelia Dewan, peneliti dan akademisi dari Uppsala University, Swedia, sebagai pembicara utama. Beliau dikenal luas atas karya-karya akademik di bidang antropologi lingkungan dan hak-hak komunitas adat.

Acara yang berlangsung secara daring ini dimulai pukul 14.30 hingga selesai, dan terbuka untuk umum, mulai dari sivitas akademika Undip hingga masyarakat luas yang tertarik pada isu-isu lingkungan dan keadilan sosial.

Visiting Professor Bersama Dr. Camelia Dewan dari Uppsala University, Swedia.

Visiting Professor Bersama Dr. Camelia Dewan dari Uppsala University, Swedia.

Komitmen FIB Undip Menuju World Class University

Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., yang dalam sambutannya menyampaikan:

“Dengan menghadirkan pemikir kelas dunia, FIB Undip terus berkomitmen untuk menghadirkan ruang akademik yang terbuka, inklusif, dan relevan terhadap isu-isu global masa kini serta mendukung program World Class University.”

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya FIB Undip dalam menginternasionalisasi kurikulum, memperluas jaringan akademik lintas negara, dan memberikan pengalaman intelektual global bagi mahasiswa dan dosen.

Terus Hadirkan Isu-Isu Global yang Relevan

Topik “Indigeneity, Rights, and Environmental Justice” dianggap sangat relevan dalam konteks global saat ini, khususnya dalam diskusi mengenai perubahan iklim, marginalisasi masyarakat adat, dan pentingnya pendekatan lintas disiplin dalam kebijakan lingkungan.

FIB Undip berharap, melalui kegiatan ini, mahasiswa dan akademisi Indonesia semakin terbuka dalam memahami kompleksitas isu lingkungan dan sosial dari perspektif internasional.

Bagikan Berita