Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) sukses menggelar acara bergengsi skala internasional bertajuk The 3rd International Conference on Culture and Sustainable Development atau ICOCAS 2025.
Seminar ini berlangsung selama dua hari, tepatnya pada 6–7 Agustus 2025, dengan pembukaan acara dilaksanakan secara luring di Aruss Hotel, Semarang, serta terhubung secara daring melalui Zoom Meeting.
Dengan mengangkat tema utama “The Role of the Humanities in Responding to the Challenges of a Globalized World”, konferensi ini menjadi ajang berkumpulnya para akademisi, peneliti, praktisi, hingga mahasiswa dari berbagai negara untuk berdiskusi mengenai pentingnya ilmu humaniora di tengah tantangan dunia modern yang serba cepat dan global.
Sambutan Pembuka oleh Dekan FIB Undip dan Direktur RKKG Undip
Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para narasumber dan peserta. Beliau menekankan bahwa ICOCAS 2025 bukan hanya sekadar seminar biasa, tetapi bagian dari upaya menjadikan FIB Undip sebagai bagian dari world class university.
“Semoga acara ini menginspirasi dunia pendidikan, khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Undip dan lebih luas lagi di kalangan akademisi,” tutur Prof. Alamsyah.
Sementara itu, Direktur Reputasi, Kemitraan, dan Konektivitas Global (RKKG) Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Ir. Hadiyanto, S.T., M.Sc., yang hadir mewakili Rektor Undip Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, beliau berharap agar para peserta dapat menjalin koneksi yang kuat dengan para pembicara dan terus membuka wawasan baru melalui forum ini.
Lima Pembicara Internasional dengan Materi yang Menginspirasi

ICOCAS 2025 di Hotel Aruss Semarang.
ICOCAS 2025 menghadirkan lima pembicara utama dari berbagai negara dengan latar belakang keilmuan yang beragam. Sesi pertama hingga ketiga dimoderatori oleh Rifka Pratama, S.Hum., M.A., sedangkan sesi keempat dan kelima dipandu oleh Fitrilya Anjarsari, S.S., M.A.
1. Assoc. Prof. Sylvia Tiwon, Ph.D., dari University of California, Berkeley membuka sesi pertama dengan paparan bertajuk “To Semarang! Breaking the chain of patriarchy, racism and colonialism in Kartini’s rhetoric”. Beliau menyoroti wacana Kartini sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem patriarki dan kolonialisme.
2. Dr. habil. Timo Duile, dari University of Bonn, Jerman, dalam sesinya membahas “Kuntilanak. A ghost that makes society”. Ia meneliti peran hantu kuntilanak dalam membentuk struktur sosial dan nilai dalam masyarakat Indonesia, khususnya melalui kacamata antropologi budaya.
3. Assoc. Prof. Vitor Teixeira, dari Fernando Pessoa University, Portugal, memaparkan tema “Key Themes in the History of Portuguese-Indonesian Relations”, yang mengulas sejarah panjang interaksi antara Portugal dan Indonesia dari sudut pandang geopolitik dan kebudayaan.
4. Charlotte Setijadi, Ph.D., dari University of Melbourne membawakan materi berjudul “Memories of Unbelonging: Ethnic Chinese Identity Politics in Post-Suharto Indonesia”. Ia menjelaskan dinamika politik identitas Tionghoa di Indonesia pasca reformasi.
5. Nelly Martin-Anatias, Ph.D., akademisi multikultural dengan pengalaman mengajar di Indonesia, Amerika Serikat, dan Selandia Baru, membawakan materi bertajuk “Humility in Second Language Learning: Resource or threat?” yang mengajak audiens kembali pada akar budaya untuk memahami diri dan memperkuat riset dalam studi humaniora dan pembelajaran bahasa.
Parallel Session: Ruang Ekspresi Akademik Mahasiswa dan Dosen
Setelah sesi utama, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang terbagi dalam beberapa ruang dan topik. Parallel Session 1 digelar pada 6 Agustus 2025 pukul 15.00–17.00 WIB, dengan waktu presentasi masing-masing peserta selama 10–15 menit.
Berikut daftar ruang dan topik sesi paralel:
- Room 1: Gender and Culture (I), moderator: Tari Purwanti, S.Ant., M.A.
- Room 2: Gender and Culture (II), moderator: Khairana Zata Nugroho, M.Hum.
- Room 3: Analysis of Popular Literature and Cultural Products (I), moderator: Muhammad Rifky N., S.IIP., M.A.
- Room 4: Belief Systems, Ritual, and Society, moderator: Bryna Rizkinta Sembiring Meliala, S.Hum., M.Hum.
Setiap ruangan menjadi panggung ilmiah bagi dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam penulisan artikel jurnal. Mereka mempresentasikan hasil penelitian dengan topik yang sangat relevan terhadap kajian budaya dan humaniora masa kini.
Hari Kedua Lanjutkan Parallel Session 2–4
Konferensi ICOCAS 2025 dilanjutkan pada 7 Agustus 2025 dengan Parallel Session 2, 3, dan 4. Sesi-sesi ini tetap melibatkan akademisi muda dan dosen yang ingin membagikan hasil penelitian mereka di forum internasional.
Kehadiran para tokoh penting Undip seperti Dekan FIB Undip Prof. Dr. Alamsyah, Wakil Dekan I Eta Farmacelia Nurulhady, S.S., M.Hum., M.A., Ph.D., dan Wakil Dekan II Dr. Siti Maziyah, M.Hum., Chairperson ICOCAS, Izmy Khumairoh, S.Ant., M.A., Vice Chairperson ICOCAS, Marta Widyawati, S.Hum., M.Hum., Secretary ICOCAS, Siti Komariya, S.S., M.A. & Adelia Hanny Rachman, S.H., M.A., Treasure ICOCAS, Dian Annisa Nur Ridha, S.S., M.A., Scientific Division and Publication ICOCAS, Gani Nur Pramudyo, S.IP., M.Hum. & Ilham Nur Utomo, S.S., M.Hum., Public relation ICOCAS, Fajrul Falah, S.Hum., M.Hum., Information Technology ICOCAS, Kukuh Wicaksono,S.Kom., Event Division ICOCAS, Endang Purwaningsih, S.Si.,Ratna Hapsari T.H.,A.,d., dan Deaz Arga P.,S.P., serta Tim Humas FIB Undip menunjukkan dukungan penuh terhadap terselenggaranya kegiatan ini. Acara juga dihadiri dosen, mahasiswa, hingga rekan media massa.
ICOCAS 2025 Menjadi Wadah Kolaborasi Global
ICOCAS 2025 bukan hanya menjadi ajang ilmiah, tetapi juga wadah membangun koneksi global dalam bidang humaniora. Tema-tema yang diangkat mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi dunia, mulai dari politik identitas, budaya populer, hingga peran sastra dalam perlawanan terhadap ketidakadilan.
Konferensi ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro terus berkomitmen mendorong kolaborasi internasional dan memperluas cakrawala akademik untuk menjawab isu-isu global secara kritis dan solutif.
Dengan terselenggaranya ICOCAS 2025, FIB Undip semakin memantapkan langkahnya menuju kampus berkelas dunia yang inklusif, progresif, dan humanis.