Setelah sempat vakum selama beberapa tahun, komunitas Maritime Study Group (MSG) yang berada di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) kini kembali aktif dan semakin berkembang.
Apa itu Maritime Study Group (MSG)?
Diinisiasi oleh Divisi Penelitian dan Keilmuan (PEKA), MSG atau Maritime Study Group ini mulai bergerak menjadi forum semi-komunitas yang fokus pada kajian sejarah maritim, salah satu keunggulan utama Prodi Sejarah FIB Undip.
Latar Belakang Lahirnya MSG
Kepada Tim Humas FIB Undip, salah satu penggerak MSG yaitu Muhammad Aiman Azhar mengungkapkan bahwa komunitas ini lahir dari keprihatinan terhadap minimnya skripsi mahasiswa yang mengangkat tema sejarah maritim.
“Saya sempat ngobrol dengan Prof. Endang yang menjadi dosen dengan kepakaran Sejarah Maritim, dan ternyata dalam satu angkatan, yang menulis skripsi bertema maritim bisa dihitung jari,” ujar Muhammad Aiman Azhar.
MSG dibentuk sebagai ruang belajar dan berdiskusi bagi mahasiswa yang ingin lebih mendalami sejarah maritim, tidak hanya melalui teori, tetapi juga melalui riset lapangan.

Maritime Study Group (MSG) Sejarah FIB Undip.
Keunggulan MSG
Program MSG tahun ini meliputi tiga tahap kegiatan yaitu MSG 1 berisi kajian teori sejarah maritim, MSG 2 turun langsung ke wilayah pesisir seperti Desa Tambak Lorok, dan MSG 3 yang akan dilaksanakan pada 18 Mei 2025 di ruang B.1.1 FIB Undip, berisi presentasi hasil penelitian dan artikel jurnal dari kegiatan sebelumnya.
“Keunggulan MSG terletak pada kedalaman kajian yang kami lakukan. Kami belajar langsung dari ahlinya, seperti Prof. Endang, lalu kami terjun ke lapangan untuk melihat secara langsung kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat pesisir. Setelah itu, kami menuliskan temuan kami dalam bentuk artikel ilmiah,” ungkap ketua MSG 2025, Muhammad Rizky Agli.
Meski sempat vakum sejak 2018 dan nyaris tak terdengar akibat pandemi COVID-19, MSG kembali dihidupkan oleh mahasiswa angkatan 2022 dan mulai aktif dijalankan oleh angkatan 2023.
Kini, MSG tak hanya menjadi ruang diskusi, tapi juga menjadi wadah yang menyiapkan mahasiswa dengan jumlah sekitar 40 anak untuk menghasilkan karya ilmiah yang bisa dipublikasikan.
Harapannya, MSG bisa menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali semangat kajian sejarah maritim di lingkungan akademik, serta memperkuat identitas Prodi Sejarah FIB Undip sebagai pusat studi sejarah maritim di Indonesia.
“Dengan MSG, sejarah maritim bukan lagi wacana, tapi langkah nyata yang bisa berdampak secara akademis dan sosial,” pungkas Pasya Nurul Ramadhani, salah satu bagian dari divisi PEKA HM Sejarah Undip.