Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bahasa Itu Budaya: Wawasan Sosio-Pragmatik dari FIB Undip untuk Generasi Lintas Zaman

Pendapat Dr. Drs. Oktiva Herry Candra, M.Hum. (herrychandra@lecturer.undip.ac.id)

Dalam upaya memperkenalkan keilmuan yang berkembang di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB UNDIP), tim Humas FIB berkesempatan mewawancarai Dr. Drs. Oktiva Herry Candra, M.Hum., Kaprodi Sastra Inggris yang juga merupakan dosen dengan kepakaran di bidang sosio-pragmatik.

Apa itu Linguistik Sosio-pragmatik?

Dalam wawancara tersebut, Pak Herry membagikan banyak hal menarik seputar sosio-pragmatik. Menurut beliau linguistik sosio-pragmatik adalah sebuah cabang ilmu linguistik yang mempelajari penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat.

“Saya fokus pada kajian linguistik, khususnya sosio-pragmatik. Di bidang ini, kita mencoba melihat keterkaitan antara bahasa yang digunakan dan faktor-faktor sosial budaya yang melatarbelakangi pemakaian bahasa dalam sebuah interaksi, baik secara langsung maupun tidak langsung,” jelasnya.

Bahasa Tak Pernah Lepas dari Budaya

Menurut Pak Herry, dalam sosio-pragmatik, seseorang secara tidak sadar akan berusaha menyesuaikan penggunaan bahasa sesuai dengan aspek sosial dan budaya lawan bicara. Situasi dan konteks percakapan juga ikut andil dalam menentukan pilihan bahasa yang digunakan.

Misalnya, seseorang cenderung menggunakan bahasa yang lebih formal saat berbicara dengan orang yang dihormati, dan lebih santai ketika berbicara dengan teman sebaya.

Perbedaan nilai, norma, dan budaya berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi lintas budaya, sebaliknya pemahaman terhadap nilai, norma, dan budaya lawan bicara akan sangat membantu mewujudkan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Dr. Drs. Oktiva Herry Candra, M.Hum.Kaprodi Sastra Inggris FIB Undip

Dr. Drs. Oktiva Herry Candra, M.Hum.
Kaprodi Sastra Inggris FIB Undip

Peran Sosio-Pragmatik di Masa Kini dan Masa Depan

Pak Herry menambahkan bahwa kajian sosio-pragmatik sangat relevan dengan dinamika zaman, penggunaan bahasa pada satu generasi mencerminkan budaya yang berkembang pada generasi tersebut.

Nilainilai sosial dan budaya suatu masyarakat bahasa terlihat dari penggunaan bahasa oleh masyarakat penuturnya. Dari situ, kita bisa mengidentifikasi polanya dan memahami perubahan yang terjadi pada satu masa.jelasnya.

Prospek Lulusan Sastra Inggris FIB Undip di Era Global

Lalu bagaimana dampaknya bagi mahasiswa Sastra Inggris FIB Undip? Pak Herry menjelaskan bahwa lulusan Sastra Inggris, khususnya yang mempelajari sosio-pragmatik, akan memiliki bekal pemahaman lintas budaya yang baik dan bekal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa ketika mereka berkecimpung dalam dunia kerja yang multikultural.

“Kami ingin mahasiswa memahami bahwa bahasa itu tak bisa dipisahkan dari budaya. Ketika mereka bekerja di lingkungan kerja, apapun jenis pekerjaannya, pemahaman terhadap perbedaan budaya sangat penting dimiliki dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang kondusif,” ungkapnya.

Lulusan Sastra Inggris FIB Undip memiliki peluang luas di bidang penelitian, jurnalisme, penerjemah, pengajar bahasa asing, hingga tenaga profesional di lembaga internasional. Pemahaman lintas budaya menjadi bekal penting untuk bisa beradaptasi di lingkunganmultietnik.

Melalui wawancara ini, FIB Undip tidak hanya memperkenalkan keilmuan yang dikembangkan oleh dosen-dosennya, tetapi juga menunjukkan bagaimana ilmutersebut bisa memberi dampak nyata dalam kehidupan global.

Sosio-pragmatik bukan sekadar teori, tapi menjadi alat penting untuk membangun komunikasi yang lebih inklusif, lintas budaya, dan masa depan yang lebih saling memahami.

Bagikan Berita